Wednesday, April 22, 2020



SAVE ENERGY, SAVE OUR EARTH
Manusia dan lingkungan merupakan dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Manusia membutuhkan lingkungan dengan segala kekayaan yang terkandung didalamnya untuk dapat bertahan  hidup dan memenuhi segala kebutuhannya. Manusia melibatkan sebagian besar aktivitas hidupnya dengan lingkungan, segala aktifitas ini dilakukan manusia dengan tidak bertanggung jawab akan menggangu keseimbangan dan kelestarian alam. Terganggunya keseimbangan dan kelestarian alam akan berdampak pada kehidupan manusia di masa sekarang dan dimasa yang akan datang. Menurut Niman (2019), kualitas lingkungan alam saat ini semakin memburuk. Fungsi lingkungan alam yang terus terdegradasi sebagai akibat dari kerusakan yang berkepanjangan dan berlansung terus menerus berdampak buruk terhadap keberlansungan makhluk hidup termasuk manusia. Salah satu kegiatan manusia yang dapat menurunkan kualitas alam penggunaan energi yang berlebihan.
Energi adalah kemampuan dari suatu benda untuk melakukan kerja pada benda yang lain. Salah satu contoh energi yang banyak dimanfaatkan dalam kebutuhan hidup manusia saat ini, adalah energi listrik. Energi listrik yang dihasilkan oleh PLN berasal dari berbagai sumber energi. Sumber utama yang selama ini digunakan oleh PLN adalah minyak bumi dan batu bara. Selain itu juga ada sumber energi lain seperti energi air, energi uap, energi gas alam dan energi panas bumi. Namun seringkali manusia menggunakan energi ini dengan tidak bijak sehingga akan menimbulkan dampak bagi manusia dan lingkungan. Diantaranya yaitu:
1.        Dampak terhadap Sumber Daya Alam (SDA)
Dengan meningkatnya kebutuhan energi listrik maka akan dibutuhkan pembangunan pembangkit yang lebih banyak sehingga akan berakibat pada eploitasi SDA yang semakin meningkat. Hal ini akan berdampak pada menurunnya cadangan SDA yang ada. Sumber daya energi khususnya yang tidak terbarukan seperti minyak, gas, batubara (energi fosil) semakin lama akan terus berkurang sesuai dengan pemakaian yang terus meningkat. Hal ini akan menimbulkan krisis energi dikemudian hari khususnya untuk generasi yang akan datang. Data cadangan energi terbukti di Indonesia menunjukkan bahwa energi minyak tinggal 10 th, Gas 30 th, dan Batu-bara 146 tahun, dengan asumsi cadangan terbukti tetap dan tidak ada peningkatan produksi. Ini berarti bahwa setelah kurun waktu tersebut maka mau tidak mau Indonesia harus mengimpor sumber energi dari luar (Harjanto, 2008).

2.        Dampak terhadap lingkungan
Limbah gas CO2 yang dihasilkan dari suatu pembangkit listrik fosil adalah Gas Co2 yang merupakan salah satu golongan gas rumah kaca. Efek gas rumah kaca ini akan menyebabkan radiasi sinar infra merah dari bumi akan kembali ke permukaan bumi karena tertahan oleh gas rumah kaca. Hal ini lah yang menyebabkan terjadinya pemanasan global pada bumi. Pemanasan global pada bumi ini akan menimbulkan dampak turunan yang lebih panjang yakni mencairnya gunung-gunung es di kutub, meningkatnya suhu permukaan bumi, meningkatnya suhu air laut, menungkatnya tinggi permukaan laut, kerusakan pantai karena meningkatnya abrasi laut, dan hilangnya pulau-pulau kecil karena abrasi air laut.
Gas Sulfur Oksida (SO2) dan Nitrogen Oksida (NOx) adalah termasuk limbah gas yang dihasilkan dari Pembangkit Listrik Tenaga Fosil. Dua jenis limbah ini merupakan sumber deposisi asam. Pencemar yang bersifat asam ini akan turun dari atmosfer kepermukaan bumi dengan cara basah dan kering yang disebut dengan deposisi basah dan deposisi kering. Deposisi basah terjadi jika zat yang bersifat asam larut melalui air hujan, salju, dan kabut sebelum turun kepermukaan bumi. Deposisi kering terjadi jika zat yang bersifat asam berupa butiran-butiran halus yang diterbangkan oleh angin kemudian turun ke bumi. Dampak dari deposisi asam ini sangat luas yakni terhadap makhluk hidup dan vegetasi (Harjanto, 2008).

Dampak terhadap makhluk hidup yaitu:
• Punahnya beberapa jenis ikan
• Mengganggu siklus makanan
• Mengganggu pemanfaatan air untuk air minum, perikanan, pertanian
• Menimbulkan masalah pada kesehatan
• pernafasan dan iritasi kulit
Dampak terhadap vegetasi yaitu:
• Perubahan keseimbangan nutrisi dalam tanah
• Mengganggu pertumbuhan tanaman
• Merusak tanaman
• Menyuburkan pertumbuhan jamur madu yang dapat mengganggu pertumbuhan tanaman (menjadi layu) Stuktur Bangunan
• Melarutkan Kalsium Karbonat pada beton, lantai marmer
• Melarutkan tembaga dan baja
• Mempercepat korosi pada pipa saluran air
• Mengikis bangunan candi dan patung
Oleh karena itu kita harus lebih bijak dalam penggunaan energi listrik, dan melakukan kegiatan menghemat listrik. Menurut Permatasari (2018), menghemat listrik adalah suatu kegiatan yang dapat membuat konsumsi energi listrik berkurang. Hemat energi listrik bukan sekedar menghemat biaya pengeluaran, tetapi lebih jauh lagi dapat mencegah krisis pasokan listrik dan membantu menyelamatkan bumi dari kerusakan akibat pemanasan global lantaran pemakaian energi listrik yang berlebihan. Sebagai upaya nyata penghematan energi salah satunya adalah dengan peningkatan efisiensi penggunaan energi listrik. Proses atau tindakan yang dibutuhkan saat ini bukan hanya mematikan alat yang tidak sedang terpakai. PLN membutuhkan sebuah program atau yang biasa disebut sebagai budaya hemat listrik. Artinya masyarakat harus mulai jeli pada peralatan listrik yang dipakai sehari-hari. Misalnya dengan menggunakan peralatan hemat energi (watt kecil).


Pustaka:
Harjanto, N. T., 2008. Dampak Lingkungan Pusat Listrik Tenaga Fosil dan Prospek PLTN sebagai Sumber Energi Listrik Nasional. Jurnal Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir, 1 (1) : 39 – 50.
Niman, E. M., 2019. Kearifan Lokal dan Upaya Pengendalian Lingkungan Alam. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan Missio, 11 (1) : 91 – 106.
Permatasari, R. F., R. Wati, P. Hanifah, dan Misriyanti. 2018. Kampanye Hemat Listrik Terhadap Efisiensi Energi pada Ibu Rumah Tangga yang Bekerja. Jurnal Psikologi, 7 (2) : 71 -81.




1 comment:

  MENEBAR MANFAAT MELALUI  PENGABDIAN MASYARAKAT P engabdian masyarakat merupakan salah satu pilar dari Tri Dharma Perguruan Tinggi yang pel...