SAVE ENERGY, SAVE OUR
EARTH
Manusia
dan lingkungan merupakan dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Manusia
membutuhkan lingkungan dengan segala kekayaan yang terkandung didalamnya untuk
dapat bertahan hidup dan memenuhi segala
kebutuhannya. Manusia melibatkan sebagian besar aktivitas hidupnya dengan
lingkungan, segala aktifitas ini dilakukan manusia dengan tidak bertanggung
jawab akan menggangu keseimbangan dan kelestarian alam. Terganggunya
keseimbangan dan kelestarian alam akan berdampak pada kehidupan manusia di masa
sekarang dan dimasa yang akan datang. Menurut Niman (2019), kualitas lingkungan
alam saat ini semakin memburuk. Fungsi lingkungan alam yang terus terdegradasi
sebagai akibat dari kerusakan yang berkepanjangan dan berlansung terus menerus
berdampak buruk terhadap keberlansungan makhluk hidup termasuk manusia. Salah
satu kegiatan manusia yang dapat menurunkan kualitas alam penggunaan energi
yang berlebihan.
Energi
adalah kemampuan dari suatu benda untuk melakukan kerja pada benda yang lain.
Salah satu contoh energi yang banyak dimanfaatkan dalam kebutuhan hidup manusia
saat ini, adalah energi listrik. Energi
listrik yang dihasilkan oleh PLN berasal dari berbagai sumber energi. Sumber
utama yang selama ini digunakan oleh PLN adalah minyak bumi dan batu bara.
Selain itu juga ada sumber energi lain seperti energi air, energi uap, energi
gas alam dan energi panas bumi. Namun seringkali manusia menggunakan energi ini
dengan tidak bijak sehingga akan menimbulkan dampak bagi manusia dan lingkungan.
Diantaranya yaitu:
1.
Dampak terhadap Sumber
Daya Alam (SDA)
Dengan meningkatnya
kebutuhan energi listrik maka akan dibutuhkan pembangunan pembangkit yang lebih
banyak sehingga akan berakibat pada eploitasi SDA yang semakin meningkat. Hal
ini akan berdampak pada menurunnya cadangan SDA yang ada. Sumber daya energi
khususnya yang tidak terbarukan seperti minyak, gas, batubara (energi fosil)
semakin lama akan terus berkurang sesuai dengan pemakaian yang terus meningkat.
Hal ini akan menimbulkan krisis energi dikemudian hari khususnya untuk generasi
yang akan datang. Data cadangan energi terbukti di Indonesia menunjukkan bahwa
energi minyak tinggal 10 th, Gas 30 th, dan Batu-bara 146 tahun, dengan asumsi
cadangan terbukti tetap dan tidak ada peningkatan produksi. Ini berarti bahwa
setelah kurun waktu tersebut maka mau tidak mau Indonesia harus mengimpor
sumber energi dari luar (Harjanto, 2008).
2.
Dampak terhadap
lingkungan
Limbah gas CO2 yang
dihasilkan dari suatu pembangkit listrik fosil adalah Gas Co2 yang merupakan
salah satu golongan gas rumah kaca. Efek gas rumah kaca ini akan menyebabkan
radiasi sinar infra merah dari bumi akan kembali ke permukaan bumi karena
tertahan oleh gas rumah kaca. Hal ini lah yang menyebabkan terjadinya pemanasan
global pada bumi. Pemanasan global
pada bumi ini akan menimbulkan dampak turunan yang lebih panjang yakni
mencairnya gunung-gunung es di kutub, meningkatnya suhu permukaan bumi,
meningkatnya suhu air laut, menungkatnya tinggi permukaan laut, kerusakan
pantai karena meningkatnya abrasi laut, dan hilangnya pulau-pulau kecil karena
abrasi air laut.
Gas Sulfur Oksida (SO2)
dan Nitrogen Oksida (NOx) adalah termasuk limbah gas yang dihasilkan dari
Pembangkit Listrik Tenaga Fosil. Dua jenis limbah ini merupakan sumber deposisi
asam. Pencemar yang bersifat
asam ini akan turun dari atmosfer kepermukaan bumi dengan cara basah dan kering
yang disebut dengan deposisi basah dan deposisi kering. Deposisi basah terjadi
jika zat yang bersifat asam larut melalui air hujan, salju, dan kabut sebelum
turun kepermukaan bumi. Deposisi kering terjadi jika zat yang bersifat asam
berupa butiran-butiran halus yang diterbangkan oleh angin kemudian turun ke
bumi. Dampak dari deposisi asam ini sangat luas yakni terhadap makhluk hidup
dan vegetasi (Harjanto, 2008).
Dampak terhadap makhluk hidup yaitu:
• Punahnya beberapa
jenis ikan
• Mengganggu siklus
makanan
• Mengganggu
pemanfaatan air untuk air minum, perikanan, pertanian
• Menimbulkan masalah
pada kesehatan
• pernafasan dan
iritasi kulit
Dampak terhadap vegetasi yaitu:
• Perubahan
keseimbangan nutrisi dalam tanah
• Mengganggu
pertumbuhan tanaman
• Merusak tanaman
• Menyuburkan pertumbuhan jamur
madu yang dapat mengganggu pertumbuhan tanaman (menjadi layu) Stuktur Bangunan
• Melarutkan Kalsium
Karbonat pada beton, lantai marmer
• Melarutkan tembaga
dan baja
• Mempercepat korosi
pada pipa saluran air
• Mengikis bangunan
candi dan patung
Oleh
karena itu kita harus lebih bijak dalam penggunaan energi listrik, dan
melakukan kegiatan menghemat listrik. Menurut Permatasari (2018), menghemat
listrik adalah suatu kegiatan yang dapat membuat konsumsi energi listrik
berkurang. Hemat energi listrik bukan sekedar menghemat biaya pengeluaran,
tetapi lebih jauh lagi dapat mencegah krisis pasokan listrik dan membantu
menyelamatkan bumi dari kerusakan akibat pemanasan global lantaran pemakaian
energi listrik yang berlebihan. Sebagai upaya nyata penghematan energi salah
satunya adalah dengan peningkatan efisiensi penggunaan energi listrik. Proses
atau tindakan yang dibutuhkan saat ini bukan hanya mematikan alat yang tidak
sedang terpakai. PLN membutuhkan sebuah program atau yang biasa disebut sebagai
budaya hemat listrik. Artinya masyarakat harus mulai jeli pada peralatan
listrik yang dipakai sehari-hari. Misalnya dengan menggunakan peralatan hemat
energi (watt kecil).
Pustaka:
Harjanto, N. T., 2008. Dampak Lingkungan Pusat
Listrik Tenaga Fosil dan Prospek PLTN sebagai Sumber Energi Listrik Nasional.
Jurnal Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir, 1 (1) : 39 – 50.
Niman, E. M., 2019. Kearifan Lokal dan Upaya
Pengendalian Lingkungan Alam. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan Missio, 11 (1) :
91 – 106.
Permatasari, R. F., R. Wati, P. Hanifah, dan
Misriyanti. 2018. Kampanye Hemat Listrik Terhadap Efisiensi Energi pada Ibu
Rumah Tangga yang Bekerja. Jurnal Psikologi, 7 (2) : 71 -81.