Plant Mangrove,
Save Future!
Ekosistem Mangrove adalah sebuah lingkungan dengan ciri
khusus dimana lantai hutannya digenangi oleh air, dimana salinitas juga
fluktuasi permukaan air tersebut sangat dipengaruhi oleh pasang surut air
laut. Ekosistem mangrove ini masuk ke dalam lingkup ekosistem pantai
sebab terletak di kawasan perbatasan laut dan juga darat yaitu di wilayah
pantai dan juga muara sungai. Hutan mangrove, sebagai sebuah hutan yang tumbuh
di wilayah pasang surut akan tergenang air jika pasang dan akan bebas dari
genangan air pada saat air surut. Komunitas yang ada di dalam hutan mangrove
ini sangat adaptif terhadap kadar garam air laut. Sebagai sebuah ekosistem,
hutan mangrove terdiri dari beragam organisme yang juga saling berinteraksi
satu sama lainnya. Dalam ekosistem hutan mangrove terjadi
mekanisme hubungan antara ekosistem mangrove dengan jenis-jenis ekosistem
lainnya seperti padang lamun dan terumbu karang.
Hutan Mangrove memiliki fungsi yang sangat penting, yaitu:
Fungsi Ekologis
- Hutan mangrove memiliki fungsi sebagai
pelindung pantai dari abrasi ombak-ombak laut yang bisa mengikis garis pantai
- Menjadi habitat berbagai jenis hewan, antara
lain biawak air, kepiting bakau, udang lumpur, siput bakau, dan berbagai jenisikan belodok
- Menjadi tempat hidup atau habitat bagi banyak
tumbuhan atau flora
- Penahan
sedimen
- Menjaga
kestabilan garis pantai
Fungsi Ekonomi
- Penghasil kayu
- Bahan baku industry kertas
- Dapat diolah sebagai bahan baku pembuatan
produk makanan
Hutan mangrove ini tersebar luas
di bagian memiliki iklim cukup panas di dunia. Hutan mangrove ini terutama
banyak di temui di daerah yang memiliki iklim tropis, dan sedikit di daerah
yang memiliki iklim sub tropika. Indonesia adalah negara yang memiliki hutan
mangrove terluas di dunia, yaitu antara 2,5 hingga 4,5 juta hektar. Luas hutan
mangrove yang dimiliki Indonesia ini memenuhi 25% dari total semua hutan
mangrove yang ada di dunia. Meskipun jumlahnya banyak, namun sebagian dari
kondisi hutan mangrove tersebut kondisinya rusak.
Penyebab kerusakan hutan mangrove bisa dikarenakan meningkatnya
kegiatan pembangunan di pesisir pantai yang menyebabkan terjadinya tekanan
ekologis terhadap ekosistem pasir khususnya ekosistem mangrove. Meningkatnya
tekanan ini akan berdampak terhadap kerusakan hutan mangrove secara langsung
seperti kegiatan penebangan dan konversi lahan maupun tidak langsung seperti
pencemaran atau limbah berbagai kegiatan pembangunan pelabuhan. Selain itu juga
meningkatnya permintaan terhadap produksi kayu yang menyebabkan eksploitasi
berlebihan terhadap vegetasi hutan mangrove. Dalam keadaan yang kian rumit
seperti ini, maka habitat dasar dan fungsi hutan mangrove menjadi hilang.
Dilihat dari sebagian besar factor
akibat rusaknya hutan mangrove disebabkan karena ulah manusia itu sendiri, maka
semua kembali kepada manusia itu sendiri untuk menyadari bahwa lingkungan itu
sangat berpengaruh khususnya hutan yang memiliki peranan penting bagi makhluk
hidup yang ada dan sudah sepatutnya kita sebagai manusia untuk saling
mengingatkan bahwa kelestarian alam ini adalah tanggung jawab bersama maka
harus dijaga pula sama-sama.
Upaya yang dapat dilakukan untuk
memperbaiki maupun melestarikan hutan mangrove adalah :
-
Penanaman
kembali hutan mangrove (reboisasi)
-
Penegakkan
hukum yang optimal
-
Peningkatan
motivasi dan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya ekosistem mangrove
-
Perbaikan
ekosistem wilayah pesisir yang melibatkan masyarakat
- Pengaturan kembali tata ruang wilayah
pesisir
No comments:
Post a Comment