Saturday, January 16, 2021

MONITORING LINGKUNGAN PANTAI TIRANG SEMARANG

 

MONITORING LINGKUNGAN PANTAI TIRANG SEMARANG

 

Pantai Tirang sendiri merupakan salah satu pantai yang langsung bersebelahan dengan Pantai Maron. Pantai Tirang berada di Desa Tambakrejo, Kecamatan Tugu, Kota Semarang, Jawa Tengah. Lokasi Pantai Tirang dengan pantai Maron sangatlah dekat hanya dipisahkan dengan muara sungai Silandak. Posisi pantai maron ada dibagian timur sedangkan Pantai Tirang ada dibagian baratnya muara Sungai Silandak. Di sekitar wilayah Pantai Tirang terdapat banyak pohon mangrove yang menambah keindahan Pantai Tirang.

Menurut Greenpeace (2006), sampah laut atau marine debris adalah semua material berbentuk padatan yang tidak dijumpai secara alami (merupakan produk kegiatan manusia) di wilayah perairan (Samudra, Lautan, Pantai) dan dapat memberikan ancaman secara langsung terhadap kondisi dan produktivitas wilayah perairan serta memerlukan aksi spesifik tertentu untuk mencegah dan meminimalisir efek negatifnya. Sampah lautan dapat ditransport oleh arus laut dan angin dari satu tempat ke tempat lainnya, bahkan dapat menempuh jarak yang sangat jauh dari sumbernya.

Kelompok studi C.Fish melakukan monitoring lingkungan di Pantai Tirang dengan tujuan untuk mengetahui klasifikasi sampah laut yang ada secara berkala. Monitoring dilakukan 3 kali pada tahun 2020, yaitu pada tanggal 14 Maret, 19 September, dan 4 Desember. Berikut ini merupakan hasil data dari monitoring sampah laut di Pantai Tirang, Semarang :




    Dari hasil monitoring tersebut, dapat disimpulkan bahwa sampah yang mendominasi adalah jenis plastik dan karet.

Sampah plastik merupakan masalah besar, bukan hanya di Indonesia, tetapi di seluruh dunia. Menurut Kemenperin (2013), sekitar 1,9 juta ton plastik diproduksi selama tahun 2013 di Indonesia, dengan rata-rata produksi 1,65 juta ton/tahun. Thompson et al., (2009) memperkirakan bahwa 10% dari semua plastik yang baru diproduksi akan dibuang melalui sungai dan berakhir di laut. Hal ini berarti sekitar 165 ribu ton plastik/tahun akan bermuara ke perairan laut Indonesia. Sekitar 10% dari seluruh plastik, menjadi sampah di lautan dunia melalui pembuangan yang disengaja dan penanganan yang tidak tepat (Wright et al., 2013). Plastik merupakan tipe sampah laut yang dominan (CBD-STAP, 2012). Polusi plastik telah ditemukan dalam habitat laut dari kutub ke khatulistiwa dan dari garis pantai ke laut dalam (Browne et al., 2011). Kategori ukuran digunakan untuk mengklasifikasikan marine debris, yaitu mega plastik debris (> 100 mm), makro plastik debris (> 20-100 mm), meso plastik debris (> 5-20 mm), dan mikro plastik debris (0.3-5 mm).

Secara spesifik, dalam rangka menangani sampah plastik di laut, pemerintah telah meluncurkan Rencana Aksi Nasional (RAN) Pengelolaan Sampah Plastik di Laut 2017-2025. Dokumen tersebut diharapkan menjadi arahan strategis dalam akselerasi penanggulangan sampah plastik di laut untuk periode 9 tahun. Secara garis besar, program strategis yang dijalankan antara lain menyasar: (1) Pemerintah daerah, melalui penguatan kapasitas SDM, pembiayaan, manajemen infrastruktur, perubahan sikap, serta mengembangkan manajemen persampahan pesisir yang terintegrasi; (2) Pemerintah pusat, melalui edukasi dan kampanye peningkatan kesadaran, mendorong program waste to energy (WTE), membuat payung hukum program kantung plastik berbayar, mendorong pemanfaatan sampah plastik sebagai campuran aspal, dan memperkuat aturan mengenai manajemen sampah di pelabuhan, pelayaran, dan perikanan (3) Dunia internasional, dengan menggalang komitmen bersama pengurangan sampah plastik di laut melalui kerjasama bilateral dan regional; (4) Industri, melalui peningkatan penggunaan bahan plastik biodegradable, peningkatan investasi industri plastik biodegradable, dan mengenalkan konsep circular economy; (5) Akademisi dan NGO, melalui kampanye, penelitian, dan pengembangan bank sampah.

 

DAFTAR PUSTAKA

Browne, M.A., P. Crump, S.J. Niven, E. Teuten, A. Tonkin, T. Galloway and R.C.Thompson. 2011. Accumulation of Microplastic on Shorelines Worldwide: Sources and Sinks. Env. Sci. and Tech. 45: 9175-9179.

 

Greenpeace, 2006. Eating Up Amazon. Greenpeace Publications., 2006b. We’re Trashin’ It; How McDonald’s is Eating Up Amazon. [daring] diakses pada tanggal 25 mei 2019.

 

Prasetiawan, Teddy. 2018. Upaya Mengatasi Sampah Plastik di Laut. Info Singkat. 10 (10) : 13 – 18.

 

Thompson, R.C, C.J Moore, F.S vom Saal and S.H Swan. 2009. Plastics, The Environment and Human Health: Current Consensus and Future Trends. Philos. Trans. R. Soc. Lond. B 364: 2153–2166.

 

Wright, S.L., R.C. Thompson and T. S. Galloway. 2013. The Physical Impact of Microplastics On Marine Organisms: A Review. Env. Poll. 178: 483-492.

 

No comments:

Post a Comment

  MENEBAR MANFAAT MELALUI  PENGABDIAN MASYARAKAT P engabdian masyarakat merupakan salah satu pilar dari Tri Dharma Perguruan Tinggi yang pel...