Tuesday, October 6, 2020

Padang Lamun, Sang Kesatria Bumi !

 Padang Lamun, Sang Kesatria Bumi !

    Lamun (seagrass) adalah tumbuhan tingkat tinggi (Anthophyta) yang hidup dan tumbuh terbenam di lingkungan laut, berpembuluh, berimpang (rhizome), berakar, dan berkembang biak secara generatif (biji) dan vegetatif.  Padang lamun (seagrass bed) adalah hamparan tumbuhan lamun yang menutupi suatu area pesisir/laut dangkal yang dpat terbentuk oleh satu jenis lamun (monospesific) atau lebih (mixed vegetation) dengan kerapatan tanaman yang padat (dense) sedang (medium) atau jarang (sparse).

 Peran lamun dalam penyerapan karbon :

    Fungsi dan manfaat padang lamun di ekosistem perairan dangkal adalah sebagai produsen primer, habitat biota, stabilisator daerah perairan, penangkap sedimen dan pendaur hara serta padang lamun sebagai penyerap karbon. Padang lamun juga berperan seperti hutan di daratan dalam mengurangi karbondioksida (CO2). Seperti tanaman darat lainnya, lamun memanfaatkan karbondioksida (CO2) untuk proses fotosintesa dan penyimpanannya dalam bentuk biomassa. Hasil penelitian Pusat Penelitian Oseanografi LIPI diketahui bahwa padang lamun dapat menyerap rata-rata 6,93 ton C/ha/tahun atau setara dnegan 24,13 ton CO2/ha/tahun.

 Kondisi lamun di Indonesia :

    Indonesia memiliki potensi luasan lamun sebesar 832 ribu ha – 1,8 juta ha pada kurun waktu 1994-2018 jika laju pertumbuhan dan laju penurunan luasan mangrove adalah konstan. Sedangkan secara umum presentase tutupan lamun di Indonesia dihitung dari 110 stasiun pengamatan adalah 42.23%. Apabila nilai tersebut digolongkan mengikuti Kepmen LH 200 tahun 2004, maka padang lamun di Indonesia termasuk dalam kondisi “kurang sehat”.

 Cara melestarikan atau merawat lamun :

    Restorasi padang lamun adalah upaya mengembalikan atau memulihkan padang lamun yang rusak pada keadaan semula. Ada 3 cara untuk melakukan restorasi lamun, yaitu : 1) Pembibitan/pembenihan; 2) Sprig dengan jangkar atau tanpa jangkar dan 3) Plug. Metode pengambilan benih atau pembibitan dilakukan dengan cara menyemaikan biji lamun. Metode Sprig dilakukan  dengan cara mengambil tumbuhan lamun dan mengikatkannya pada patok, sedangkan metode Plug adalah mengambil lamun beserta substratnya untuk ditanam di lokasi yang akan direstorasi.


Sjafrie, N. D. M., U. E. Hernawan, B. Prayudha, I. H. Supriyadi, M. Y. Iswari, Rahmat, K. Anggraeni, S. Rahmawati dan Suyarso. 2018. Status Padang Lamun Indonesia 2018. Ed.2, LIPI, Jakarta, 40 hlm.

  MENEBAR MANFAAT MELALUI  PENGABDIAN MASYARAKAT P engabdian masyarakat merupakan salah satu pilar dari Tri Dharma Perguruan Tinggi yang pel...